Apapun alasannya, putus cinta jelas bukan akhir yang bahagia. Pengalaman gagal dalam hubungan juga tak bisa di bangga-banggakan. Bahkan, ketika kamu sudah mencintai pasanganmu dalam-dalam, hatimu akan terasa berlipat-lipat sakitnya.
Apakah sakit hati setelah putus cinta itu salah? Tidak. Sakitmu itu wajar atau bahkan sangat lumrah. Tapi, keputusan untuk pacaran atau punya ikatan dengan seseorang selayaknya dipikirkan masak-masak.
Apakah sakit hati setelah putus cinta itu salah? Tidak. Sakitmu itu wajar atau bahkan sangat lumrah. Tapi, keputusan untuk pacaran atau punya ikatan dengan seseorang selayaknya dipikirkan masak-masak.
Sebelum memulai hubungan baru, perkara kemungkinan gagal sepatutnya sudah baik-baik dicamkan. Ibarat maju ke medan perang, kamu siap dengan rompi anti peluru dan senjata cadangan. Jika hubungan yang kamu jalani harus diakhiri, kamu tak akan seberapa hancur lantaran sudah menata hati.
Tak apa jika momen putus cinta sejenak membuatmu hilang arah. Lepas dari tangannya yang selalu bisa digenggam atau bahunya yang biasa dijadikan sandaran, kamu bingung bagaimana harus melanjutkan perjalanan hidupmu.
Namun, jika kesedihanmu berlarut-larut dan setelahnya hidupmu carut-marut, tentu sikapmu cenderung tak dewasa. Kata “putus” bisa jadi akhir dari hubunganmu.
Tapi tak lantas meredupkan duniamu. Siapapun yang pernah mengalami putus cinta layak percaya pada kesempatan kedua atau cinta yang selanjutnya.
Jika hidup sepatutnya dilakoni dengan bahagia, maka bersiaplah menunggu datangnya cinta yang baru bersama kebahagian yang baru
Namun, jika kesedihanmu berlarut-larut dan setelahnya hidupmu carut-marut, tentu sikapmu cenderung tak dewasa. Kata “putus” bisa jadi akhir dari hubunganmu.
Tapi tak lantas meredupkan duniamu. Siapapun yang pernah mengalami putus cinta layak percaya pada kesempatan kedua atau cinta yang selanjutnya.
Jika hidup sepatutnya dilakoni dengan bahagia, maka bersiaplah menunggu datangnya cinta yang baru bersama kebahagian yang baru